Sunday, August 12, 2012

Nafkah


Hampir tidak ada lelaki yang nyaman saja bila tidak bisa memberi#nafkah keluarganya, seegaliter apapun dia.

Jadi hilangkan dulu anggapan bahwa suami tdk bs beri #nafkah krn "suami saya malas" atau "suami saya kurang tanggungjawab"

Percaya tak, kadang2 istri lho yg berkontribusi membuat suami nggak bisa mencapai impiannya mjd pencari #nafkah yg baik?

Riset: lelaki butuh merasa berharga. Memberi #nafkah keluarga, adalah cara terpenting ia meraih penghargaan itu. Penting!

Dg memberi #nafkah pd keluarga, ia mjd lelaki hebat. Membahagiakan istri & anak, aman di mata mertua & dikagumi sekitar.

Ketika kondisi sdg buruk & ia tak cukup memberi #nafkah, lelaki akan tertekan oleh tuntutannya pd diri sdr. Tak berdaya.

Ingat kan rumus dasar bahwa Lelaki butuh Respek, Perempuan butuh Cinta? Tanpa syarat semua lho itu ya.

Perempuan butuh merasa dicintai, walaupun (baca: terutama) saat ia sdg merasa nyebelin, sensitif & tdk lovable.

Lelaki butuh respek tanpa syarat dr istri. Apalagi (baca: terutama) saat ia sedang merasa lemah & tak berharga.

Saat terpuruk soal #nafkah, respek dr istri adl modal utama utk ia bisa bergerak & berusaha. Sayang byk istri tak paham.

Banyak istri (dg semangat memotivasi) menuntut suami utk "ngapain kek yg penting usaha" saat suami sdg stres soal #nafkah

Istri sih tak salah krn berharap suami bangkit kembali. Tetapi caranya membuat suami makin merasa tak direspek.

Apalagi kl istri smp ngomel2 krn merasa suami mengabaikan tanggungjawab, justru memperburuk percaya diri suami.

Makin tdk PD, makin ngelokro, makin tdk bisa keluar dr kubangan rasa tak berharga: makin susah suami bangkit. 

Makanya bu, jangan terbalik jd "Buktikan dulu dong!" alias menuntut dia bangkit dulu, baru kita kasih respek.

Give and take, not: take and give. Memberi (respek) dulu, baru mengambil hak (#nafkah). Bukan membiar-biarkan lho ya

contoh sikap tdk respek: "Papa mbok jgn di rumah aja, kerja apa kek" | "Sbg lelaki, kamu itu WAJIB lho cari #nafkah!"
contoh brutal: "Aku yg cari nafkah, jd Ayah gak usah ngatur2 aku." | "Aku nyesel nikah sama Abi" | "Bisanya males2an!"

Lalu baiknya bgmn? Berikanlah apa yg paling dibutuhkan suami: keyakinan kita bahwa ia punya modal & bisa bangkit.

Sampaikan: "dulu kan Ayah sdh pernah ngalamin, bisa ngelewatin, skrg jg pasti bisa" | "kita hadapi bareng ya Pah"

Bilang: "Abi punya banyak skill, kita cari yuk apa yg bisa kita bisniskan" | "Makasih ya Yah, msh berusaha terus.”

Jaga situasi rumah agar tdk makin membuat suami makin stres. Berikan tugas ringan yg cukup agar ia tetap aktif.

Banyak2lah mengapresiasi suami saat ia lakukan sesuatu. Mis. "untung ada Mas, lemari2 jadi beres." Itu respek.

Ehm, kamar tidur juga strategi mendukung suami lho bu. Biasanya stres membuat banyak energi perlu disalurkan.

Kl istri fokus mendukung dg respek, suami lebih mudah melihat ujian#nafkah sbg batu loncatan, bukan batu sandungan.

Kl suami merasa berharga di mata orang yg paling dicintai, dia jadi PD, mampu menerjang badai demi #nafkah keluarganya.

Lalu suami bahagia dg prestasinya memberi #nafkah, istri bahagia dg security-nya, anak2 berkembang dg orangtua yg bahagia.

......and they lived happily ever after, God willing......

No comments:

Post a Comment